Halo! Ketemu lagi sama LAE disini, kali ini masih melanjutkan bahasan dari artikel “Sulitkah Kuliah Sambil Bekerja Sebagai Seorang Muslim di Jerman?”. Penasaran yuk simak selengkapnya dibawah ini!
Bagaimana Nayla mengatur ibadahnya?
Sebelum Nayla berangkat ke Jerman dia sudah mempunyai ekspetasi bahwa ia akan merasa kesulitan dalam menjalankan ibadah. Jadi ia sudah mempersiapkan semuanya dengan matang, bahwa kesulitan kesulitan itu pasti ada. Nayla mengungkapkan bahwa, ibadah adalah urusan kita dengan Tuhan dan tanggung jawab / komitmen kita terhadap Tuhan. Nayla tetap menjalankan ibadahnya, memang sulit menemukan tempat ibadah untuk shalat, ia terkadang menjalankannya diruang ruang yg bisa digunakan untuk shalat, seperti ruang ganti pakaian, pojok ruangan, kendaraan umum bahkan taman.
Nayla juga mengungkapkan kesulitan lainnya adalah perihal waktu, kadang jadwal kuliah bertabrakan dengan jadwal shalat atau di tempat kerja ada jadwal meeting penting yang tidak bisa ditinggal, karna memang disana tidak ada waktu istirahat untuk shalat. Jika dalam keadaan seperti itu Nayla men-Jamak shalatnya selesai kegiatan tersebut. Jadi tetap dilakukan untuk menjalankan ibadah, dimanapun dan kapanpun.
Lalu, bagaimana soal perlakuan muslim disana, apakah ada tindakan diskriminasi?
Nayla berpendapat bahwa perlakuan diskriminasi pasti ada dimanapun, di semua negara pasti ada orang rasis, bahkan di Indonesia pun ada. Berdasarkan pengalaman Nayla di Jerman, perlakuan yang ia terima disana jauh lebih banyak perlakuan positif dibanding perlakuan yang membuat ia merasa di diskriminasi.
Nayla juga mengungkapkan bahwa tinggal di Negara yang kita sebagai minoritas mengajarkan banyak hal termasuk toleransi.
Lalu Apakah ada Komunitas Muslim di Jerman?
Tunggu Artikel Selanjutnya ya!