Sistem penilaian di Jerman

  • Post author:
  • Post category:blog
  • Post comments:0 Comments

Hallo Sahabat Lembaga Alumni Eropa, ada beberapa perbedaan dalam sistem penilaian antara di Indonesia dan Jerman. Bagi mahasiswa yang sedang studi atau kuliah di Jerman pasti akan aneh awalnya dimana system penilaian yang sangat berbeda, dimana angka kecil adalah nilai yang paling tinggi / baik dan angka yang besar malah di nilai kecil / rendah.

Jika kalian ingin belajar di Jerman sebagai mahasiswa internasional, kalian perlu mengetahui tentang sistem penilaian Jerman karena dua alasan. Di satu sisi, aplikasi harus menerjemahkan sertifikat negara kalian sendiri dan memenuhi persyaratan penerimaan di Jerman. Di sisi lain, nilai yang diterima selama studi kalian di Jerman tentu saja penting untuk rata-rata kalian sendiri, untuk aplikasi dan tentu saja untuk lulus ujian.

Pada dasarnya, ada dua sistem penilaian yang berbeda di Jerman. Satu terdiri dari nilai dari satu sampai enam, dengan satu sangat baik dan enam tidak cukup. Jika nilainya lebih rendah dari empat, kalian tidak lagi lulus ujian. Sistem ini adalah yang paling umum digunakan. Ini digunakan di sekolah dari kelas satu hingga kelas 10 serta di sekolah kejuruan dan universitas atau perguruan tinggi. Langkah-langkah perantara dapat direpresentasikan di sini dengan angka desimal. Tabel persisnya adalah:

1.0 Sangat bagus
2.0 Bagus
3.0 Memuaskan
4.0 cukup
5.0 Buruk
6.0 Tidak cukup

Di tingkat atas Gimnasium, sebelumnya kelas 11 hingga 13, dalam perjalanan G8 mereformasi kelas 10 hingga 12, ada sistem lain. Ini terdiri dari 0 hingga 15 poin dan digunakan karena metode penghitungan poin juga digunakan dalam Abitur. Pengenalan awal memudahkan untuk menghitung kinerja ujian pada titik waktu yang lebih awal.

Sistem poin ini juga merupakan dasar untuk aplikasi universitas, tetapi poin secara kasar dapat diubah menjadi nilai.

Tabel untuk ini adalah:

15 Lebih baik dari sangat baik
14 Sangat bagus
13
12
11 Baik
10
09
08 Memuaskan
07
06
05 Cukup
04
03
02 Tidak cukup
01
00 Tidak cukup
Rata-rata Abitur ditentukan dari kinerja keikutsertaan dalam pembelajaran, karya tulis, ujian, perkuliahan pada semester empat tahap kualifikasi dan dari prestasi dalam ujian Abitur. Tentu saja, poin Abitur lebih diperhitungkan. Skor di akhir kemudian dapat diubah menjadi rata-rata. Maksimal 900 poin (A grade 1.0) dapat dicapai dan setidaknya 300 poin (A grade 4.0) dapat dicapai untuk Abitur. Menghitung nilai rata-rata bisa sangat rumit, karena bobotnya berbeda dan ada juga perbedaan antara negara bagian.

Sebagai mahasiswa Jerman, kalian memerlukan jumlah poin ini untuk mendaftar ke universitas. Namun, untuk mahasiswa asing dengan sistem penilaian yang berbeda, ada cara lain untuk “menerjemahkan” nilai mereka. Dokumen yang diperlukan biasanya dapat ditemukan di situs web universitas pilihan kalian di Jerman.

Ujian di universitas Jerman dievaluasi lagi menurut sistem penilaian pertama (satu sampai enam). Namun, ada fitur khusus ketiga karena reformasi Bologna dan sistem sarjana dan magister. Apa yang disebut poin ECTS (Sistem Transfer Kredit Eropa) diberikan untuk setiap kuliah yang diikuti dan yang lulus ujian.

Ini terdengar agak rumit pada awalnya, tetapi menjadi transparan setelah kalian berada di sistem dan mendapatkan catatan kalian sendiri.
Sahabat Lembaga Alumni Eropa, sistem penilaian yang berbeda bukan lah masalah, karena kalian akan beradaptasi dengan sistem Studi atau kuliah di Jerman. Ketika lulus nanti nilai ijasah kalian akan di samakan dan di akui secara international. Semangat terus dan capai cita-cita kalian, Tschuss…

Leave a Reply