Ibadah Bagi Pemeluk Agama di Jerman

oleh : Han Prajanto

Mayoritas masyarakat Jerman yang jumlahnya sekitar 80 juta jiwa itu beragama Kristen. Pemeluk katolik berada di wilayah selatan Jerman. Jumlah keduanya sekitar 54 persen dari populasi.

Sedangkan 40 persen populasi memilih tidak beragama yang terdiri dari Agnostik (percaya akan adanya Tuhan, tapi tidak menganut suatu agama) dan atheist.

Agama Islam ada dalam peringkat ke 3 dengan jumlah pemeluk sekitar 5 persen dari populasi atau sekitar 4 juta orang.
Sisanya adalah penganut agama Budha, Yahudi, Hindu dan beragam agama lainnya.

Dalam menjalankan ibadah sehari hari ataupun ritual secara berkala di negara Jerman, kita tidak akan menemukan kesulitan karena hak untuk beragama dijamin oleh undang undang sejauh tidak mengganggu masyarakat umum, seperti penggunaan yang over dari toa masjid.

Demikian pula kemudahan itu berlaku bagi para mahasiswa asing atau mahasiswa asal Indonesia yang ingin menjalankan ibadah di tanah Jerman.

Bagi kaum muslimin terdapat banyak masjid di kota kota besar mengingat banyaknya imigran asal Turki yang beragama Islam membangun masjid yang bisa kita jumpai di berbagai sudut dengan penamaan : CAMI. di depan suatu gedung.
Masjid Turki itu hampir semua tidak mempunyai kubah dan tanpa adzan yang ber toa.
Ia hanya berupa suatu ruangan dalam suatu gedung flat dan bertetangga dengan berbagai hunian dan fasilitas lingkungan sekitar.

Selain kita bisa mampir untuk shalat lima waktu, kita bahkan bisa menghadiri ibadah shalat Jumat di masjid Turki tersebut, walau sebagian masjid itu menggunakan bahasa Turki dalam khutbah jumatnya.

Bagi yang beragama Kristen maupun Katolik tentu saja mudah menjumpai gereja gereja di Jerman dan mendaftar sebagai jemaatnya.
Kuil Budha, dan Hindu serta Sinagoga maupun tempat ibadah agama lainnyapun bisa dijumpai di Jerman walaupun mungkin jumlahnya terbatas.

Kita juga bisa jumpai dan bergabung dengan mahasiswa dan warga kelompok2 keagamaan asal Indonesia.
Seperti kelompok masjid Indonesia di beberapa kota besar.
Kelompok Ibadah mahasiswa dan warga Indonesia yang beragama Kristen, katolik maupun lainnya.

Di kampus pun kita bisa meminta fasilitas ruang untuk beribadah ( jika dimungkinkan oleh pihak kampus ) dan mereka sangat menghargai inisiatif kita ini.

Bagi orang Jerman, yang kebanyakan percaya akan humanistik atau kenyamanan manusia atau human adalah faktor terpenting dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan hukum.
Jadi mereka berpendapat : Jika dicubit orang itu sakit, maka janganlah kita mencubit orang lain dan jika kita tak mau terganggu maka janganlah menganggu orang.
Dengan prinsip hidup seperti itu maka aman sejahteralah hidup kita di negara Jerman.

Leave a Reply